Rabu, 28 Maret 2012

Kung Fu Tse Dan Tao


KUNG FU TSE dan TAO
Ditulis untruk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Agama-Agama Dunia
Prodi Aqidah Filsafat  Semister II

O
L
E
H
Moh. Soivi
111103100029


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
 SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012 M/1433 H


A.   Kitab Suci Kung  Fu Tse dan Tao
                   Pada setiap agama (ajaran) pasti memiliki Kitab Suci yang menjadi pedoman bagi ajarannya demikin juga bagi agama Kung fu Tse dan Tao. Kitab suci Konfu Tse terbagi pada dua bagian yang masing-masing mempunya bagiannya lagi.
1.      Kitab Suci Kung Fu Tse
Ø  Wu Ching (kitab suci yang lima), lima klassik:
Yang termasuk lima klassik itu ialah:
    1. Shu Ching, yang bermakna: kitab sejarah. Yang berisikan kronologi tentang peristiwa purbakala, peristiwa istana adapt-istiadat, meliputi masa dua ribu tahun sebelum masehi. Sedikit banyaknya mengandung nilai bagi ahli sejarah disebabkan tidak ada sumber lainnya.
    2. Shih Ching, yang bermakna: kitab sajak. Berisikan lebih 300 kumpulan nyanyian beserta sajak-sajak pujaan. Mencerminkan kepercayaan keagamaan yang mula-mula di Tiongkok.
    3. I Ching, yang bermakna: kitab perubahan. Berisikan rangkaian diagram berdasarkan garis-garis penuh dan garis-garis putus, yang dimaksudkan untuk keperluan ramalan (Horoscope).
    4. Lhi Chi, yang bermakna: kitab kebaktian. Yang berisikan upacara-upacara kultus berserta upacara-upacara di dalam istana.
    5. Chun Chiu, yang bermakna: catatan musim semi dan musim rontok. Berisikan catatan kronologis terhadap peristiwa-peristiwa dalam wilayah Lu semenjak tahun 722 SM sampai tahun 481 SM, pada masa pemerintahan dan kekuasaan Chun Chiu yang merupakan pecahan dari dinasti Chou.
Disamping lima klassik diatas itu, maka ada klassik yang keenam, bernama Hsio Ching, yakni: kitab kebaktian anak di dalam system pendidikan dari Kung fu tze, maka kumpulan essai-essai pendek yang berisikan kemestian kebaktian anak itu adalah untuk dihafalkan oleh para pelajar.
Ø  Sau shu (kitab yang empat):
Yang termasuk kelompok kedua itu ialah:
    1. Lun Yu, yang berisikan pembahasan-pembahasan Kung Fu Tze, terdiri dari 20 bab. Kebanyakannya adalah anekdot-anekdot singkat dari kung fu tze, berbentuk soal jawab dengan para murid atau tokoh-tokoh lainnya. Juga berisikan sikap kung fu tze dalam berbagai peristiwa. Kitab itu sumber terutama mengenai kehidupan kung fu tze.
    2. Ta Hsueh, yakni pelajaran terbesar. Konon disusun oleh cucu kung fu tze yang bernama tzu szu, sebuah karya dalam bidang etika dan politika yang merupakan perluasan pembahasan sebuah bab di dalam Li Chi.
    3. Chung Yung, yakni: pusat keselarasan. Konon disusun oleh tzu szu, cucu kung fu tze. Berisikan dasar hukum susila.
    4. Meng Tze, yakni: kitab Meng tze (372-289 SM), seorang tokoh penafsir terhadap ajaran kung fu tze. Literature dibarat memanggilkannya dengan: Men Cius.
2.      Kitab suci Tao
Kitab-kitab di atas hanya sebagian kecil dari ribuan kitab yang ada dalam Agama TAO, bagi mereka yang ingin lebih mendalami Agama TAO, masih sangat banyak kitab yang harus dipelajari, diantaranya adalah kitab-kitab yang menjelaskan tentang ritual-ritual keagamaan Agama TAO, kitab-kitab yang menjelaskan tentang teori-teori penulisan HU Lambang yang diyakini bermuatan kegaiban tertentu, kitab-kitab tentang teori latihan Qi dan Semedi, dan sebagainya.
B.   Ajaran Ketuhanan dan Moral Kong fu Tse dan Tao
1.      Ajran  Ketuhanan
Ø  Ajaran  ketuhanan Kung FU Tse
Tuhan yang maha Esa dalam Konfunisme dikenal dengan sebutan Thien/Thian. hal ini dapat terlihat dalam kitab Tiong Yong/Cung Yung (Tengah sempurna) pada bab I terdapat konsep keimanan terhadap tuhan yang maha Esa. Oleh karena Thien adalah sesuatu yang absolut, yang mutlak dan yang tidak dijadikan maka segala sesuatu yang berada dalam alam semesta ini berejalan menurut hukum-hukumnya. Pengaturan yang hukum-hukum tersebut disebut Thien Li atau kebenaran yang berasal dari Thien. Seetiap manusia harus berusaha berusaha untuk mengelolah batinya dan memperbaiki sifat-sifatnya agar berjalan selarras dengan Hien Li.

Ø  Ajaran  ketuhanan Tao
Tao di sini diartikan sebagai sesuatu yang absolut, yang tidak dijadikan dan mempunyai nilai-nilai theistik sebagai kata-kata ketuhanan yang maha Esa dalam Taoisme. Tao tak dapat dilihat di dengar atau di pegang. Tao tidak berbentuk tetapi berada dimana-mana. Semua yang ada di dunia ini bergantung pada Tao untuk hidup. Menurut Taoisme Tao adalah pangkal dari segala sesuatu dalam dunia ini. Tao  melahirkan satu (hukum dasar/Li), satu melahirkan dua(daya nigatifdan positif/Yin danYang), dua melahirkan tiga(langit,bumi mahkluq/Thian te,jin), tiga semua semua bentuk kehidupan (ban but).

2.      Ajaran Moral Kung Fu Tse dan Tao
Kung Fu Tse sering dikategorikan sebagai ajaran yang menitik tekankan terhadap nilai-nilai moral. Oleh karena itu pokok-pokok ajarannya yang trdapat dalam sebuah bunga rampai berisikan prinsip-prinsip budi pekerti pemerintahan yang baik dan horrmat pada masyarakat.pokok ajaran itu berazakan dua aspek:
1)      Hsiao, yaitu masalah hubungan dalam kehidupan manusiawi. Kung Fu Tse merumuskan dalam lima jenis hubungan; hubungan anak dengan orang tua, isteri ddengan suami, saudara bungsu dengan saudara sulung, kariawan drengan majikan,  dan hubungan rakyat dengan raja. Pihak pertama pada lima jenis hubungan itu berkewajiban hidmat dan takzi, yaitu Hsiao terhadap pihak kedua. Kewajiban anak terrhadap orang tua merupakan azaz bagi kemanusiaan.
2)      Shu, yaitu timbal balik dari pihak atasan terhadap pihak bawahan dalam lima jenis hubungan sosial itu. Pihak atasan dalam mengimbangi Hsiao itu memikul kewajiban untuk welas asih dan adil. Shu itu berpangkal pada azaz pikiran Kung Fu Tse yang berbunyi “ Apa yang kamu tidak ingin lakukan orang lain terrhadapmu jangan lakukan terhadap orang lain.
Pada kung fu tse kita akan mengenal istilah Ngo Siang/ Wu Chang (Lima kebajikan atau lima sifat mulia) yakni;
·         Jin/Ren : cinta kasih yang uneversal, yang tidak mementingkan diri sendiri.
·         Gi/I : kebenaran atau buddi luhur
·         Le/Li : kesusilaan,sopan santun,rasa susila dan buddi pekerti
·         Ti/Ce : kebijaksanaan,pengertian dan kearrifan
·         Sin       : kejujuran, kepercayaan, rasa untuk dapat dipercaya.
Sedangkan dalam Taoisme memiliki kelembutan bagaikan air namun Tao mempunyai kekuatan. Siapa yang telah merealisasikan kebenaran Tao maka ia akan selamanya melaksanakan Wu Wei (No action). Untuk itu nabi Lo Cu bersabda sebagai berikut:
Aku memiliki tiga mustika yang selamanya aku bina,
 pertama adalah welas asih, kedua adalah hidup sederhana, ketiga adalah tidak akan melancangi dan mendahului segala sesuatu. Dengan welas asih akan timbul keberanian dengan hidup sederhana akan timbul perluasan, dan dengan tidak akan melancangi dan mendahului segala sesuatu akan timbul kelangsungan.
C.   Ritual agama Kung Fu Tse dan Tao
Pola dan sistem ritual Kung Fu Tse meliputi pemujaan terhadap sesuatu yang mengandung kekuatan sakral (mana/fecth) yang meliputi:
a.       Pemujaan terhadap langit
Pemujaan resmi terhadap penguasa yang maha agung di langit langsung diselenggarakan oleh penguasa langsung di bumi atas nama seluruh rakyat oleh kaisar-kaisar tiongkokdari abad ke abad secara turun-temurrun. Dan itulah upacara keagamaan yang tertua di dunia. Pemujaan teerhadap langit dilaksanakan setiap tahun setiap tanggal 22 Desember.
Disamping pemujaan terhadap langit aada pula pemujaan terhadap bumi tapi dalam hal ini lebih sederhana dengan sajian yang terrdirri dari sapi muda, sutera, anggurr dan asap pembakarannya naik ke atas dan disertai bunyi-bunyian.
b.      Pemujaan Arwah Nenek Moyang
Menurut ajaran Kung Fu Tse bahwa penghormatan terhadap ibu bapak merupakan suatu sumber susila yang sangat tinggi sebab mereka merupakan penyebab adanya manusia secara menyeluruh.
Agar hubungan suatu keurrga dengan arwah nenek moyang-nya tetap terjalin perlu ddiadakan selamatan dengan sesaji pada waktu-waktu tertentu, bukan bersifat korban tebusan tetapi berlambang santap bersama.
c.       Pemujaan terhadab Kung Fu Fse dilakukan oleh para kaisarr ddan keturrunannya, terutama sekali dalam bentuk penganugrahan gelar bansawan kepadanaya.
Sedangkan dalam Taoisme  mengenal istilah Sam Seng Dan Persembahan Pada Dewa
Pada jaman dahulu sudah banyak orang-orang yang datang ke klenteng mencari Tao Se - Tao Se (Guru-guru Tao) untuk meminta bantuan atau pertolongan. Ada yang menanyakan nasib dan jodoh mereka, dan ada juga untuk penyembuhan penyakit-penyakit serta meminta obat-obatan. Tetapi pada bulan-bulan tertentu Tao Se - Tao Se itu tidak ada di klenteng karena mencari obat-obatan di hutan atau di pegunungan, seperti ginseng, jamur, dan lain-lainnya. Dalam pencarian obat ini dibutuhkan waktu berbulan-bulan lamanya. 
Untuk itu para Tao Se membuat Sam Seng supaya masyarakat atau orang-orang yang datang dari jauh tidak kecewa karena Tao Se nya tidak berada di tempat. Masyarakat yang tertolong kemudian membawa oleh-oleh untuk Tao Se - Tao Se tersebut sebagai tanda terima kasih. Karena Tao Se - Tao Se tidak berada di tempat, maka diletakkan di atas meja sembahyang. Ada juga yang datang membawa persembahan kepada Dewa. Dari sinilah timbulnya kebiasaan mempersembahkan sesuatu kepada Dewa. Pemberian persembahan kepada Dewa ini kemudian menimbulkan persaingan di antara masyarakat itu sendiri, sehingga timbullah persembahan Sam Seng. Di mana menurut pandangan masyarakat waktu itu Sam Seng mewakili 3 jenis hewan di dunia, yaitu babi untuk hewan darat, ikan untuk hewan laut, dan ayam untuk hewan udara. Demikianlah persembahan ini berlangsung secara turun-menurun sampai sekarangpun masih ada. Dalam Tao, Sam Seng tidak digunakan sebagai persembahan kepada Dewa. Jadi cukup dengan buah-buahan saja, antara lain: apel, pear, jeruk, anggur, dll. Yang penting adalah buah-buahan yang segar dan tidak berduri serta serasi dipandang mata. Demikianlah cerita asal usul adanya Sam Seng dan persembahan pada Dewa.
E.   Kesimpulan
Dari pemaparan di atas saya bisa menarik realitas yang bisa di suguhkan secara sederhana bahwa, Kung fu Tse Dan Tao merupakan ajaran yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian dan kesadaran privasi dalam berinteraksi dengan kehidupan dan alam semesta karena dilihat dalam konsep keberimanannya kedua ajaran tersebut sama-sama bertumpu pada sesuatu gerak yang tidak digerakkan.   

Daftar Bacaan
Drs. M. Bahri Ghazali, M.A,
1994. Studi Agama-agama Dunia  jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
D.S Marrga Singih
            1995. Trridarma Suatu Pengantar, Jakarta: Yayasan Balai kitab Tridarma Indonesia
Dr. A.G. honigro Jr.
            1988. Ilmu Agama, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Prof. Drs. K.H. Hasbullah Bakry, S.H.
            1985. Ilmu Pebandingan Agama,Jakarta: Wijaya