KUNG FU TSE dan TAO
Ditulis untruk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Agama-Agama Dunia
Prodi Aqidah Filsafat
Semister II
O
L
E
H
Moh. Soivi
111103100029
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012 M/1433 H
A.
Kitab Suci Kung Fu Tse dan
Tao
Pada
setiap agama (ajaran) pasti memiliki Kitab Suci yang menjadi pedoman bagi
ajarannya demikin juga bagi agama Kung fu Tse dan Tao. Kitab suci
Konfu Tse terbagi pada dua bagian yang masing-masing mempunya bagiannya lagi.
1.
Kitab Suci Kung Fu Tse
Ø Wu Ching (kitab suci yang lima), lima klassik:
Yang termasuk lima klassik itu
ialah:
- Shu Ching, yang bermakna: kitab sejarah. Yang berisikan kronologi tentang peristiwa purbakala, peristiwa istana adapt-istiadat, meliputi masa dua ribu tahun sebelum masehi. Sedikit banyaknya mengandung nilai bagi ahli sejarah disebabkan tidak ada sumber lainnya.
- Shih Ching, yang bermakna: kitab sajak. Berisikan lebih 300 kumpulan nyanyian beserta sajak-sajak pujaan. Mencerminkan kepercayaan keagamaan yang mula-mula di Tiongkok.
- I Ching, yang bermakna: kitab perubahan. Berisikan rangkaian diagram berdasarkan garis-garis penuh dan garis-garis putus, yang dimaksudkan untuk keperluan ramalan (Horoscope).
- Lhi Chi, yang bermakna: kitab kebaktian. Yang berisikan upacara-upacara kultus berserta upacara-upacara di dalam istana.
- Chun Chiu, yang bermakna: catatan musim semi dan musim rontok. Berisikan catatan kronologis terhadap peristiwa-peristiwa dalam wilayah Lu semenjak tahun 722 SM sampai tahun 481 SM, pada masa pemerintahan dan kekuasaan Chun Chiu yang merupakan pecahan dari dinasti Chou.
Disamping
lima klassik diatas itu, maka ada klassik yang keenam, bernama Hsio Ching,
yakni: kitab kebaktian anak di dalam system pendidikan dari Kung fu tze,
maka kumpulan essai-essai pendek yang berisikan kemestian kebaktian anak itu
adalah untuk dihafalkan oleh para pelajar.
Ø
Sau
shu (kitab yang empat):
Yang termasuk kelompok kedua itu
ialah:
- Lun Yu, yang berisikan pembahasan-pembahasan Kung Fu Tze, terdiri dari 20 bab. Kebanyakannya adalah anekdot-anekdot singkat dari kung fu tze, berbentuk soal jawab dengan para murid atau tokoh-tokoh lainnya. Juga berisikan sikap kung fu tze dalam berbagai peristiwa. Kitab itu sumber terutama mengenai kehidupan kung fu tze.
- Ta Hsueh, yakni pelajaran terbesar. Konon disusun oleh cucu kung fu tze yang bernama tzu szu, sebuah karya dalam bidang etika dan politika yang merupakan perluasan pembahasan sebuah bab di dalam Li Chi.
- Chung Yung, yakni: pusat keselarasan. Konon disusun oleh tzu szu, cucu kung fu tze. Berisikan dasar hukum susila.
- Meng Tze, yakni: kitab Meng tze (372-289 SM), seorang tokoh penafsir terhadap ajaran kung fu tze. Literature dibarat memanggilkannya dengan: Men Cius.
2.
Kitab
suci Tao
Kitab-kitab
di atas hanya sebagian kecil dari ribuan kitab yang ada dalam Agama TAO, bagi
mereka yang ingin lebih mendalami Agama TAO, masih sangat banyak kitab yang
harus dipelajari, diantaranya adalah kitab-kitab yang menjelaskan tentang
ritual-ritual keagamaan Agama TAO, kitab-kitab yang menjelaskan tentang
teori-teori penulisan HU Lambang yang diyakini bermuatan kegaiban tertentu,
kitab-kitab tentang teori latihan Qi dan Semedi, dan sebagainya.
B.
Ajaran
Ketuhanan dan Moral Kong fu Tse dan Tao
1.
Ajran
Ketuhanan
Ø Ajaran ketuhanan Kung FU
Tse
Tuhan
yang maha Esa dalam Konfunisme dikenal dengan sebutan Thien/Thian. hal ini
dapat terlihat dalam kitab Tiong Yong/Cung Yung (Tengah sempurna) pada bab I
terdapat konsep keimanan terhadap tuhan yang maha Esa. Oleh karena Thien adalah
sesuatu yang absolut, yang mutlak dan yang tidak dijadikan maka segala sesuatu
yang berada dalam alam semesta ini berejalan menurut hukum-hukumnya. Pengaturan
yang hukum-hukum tersebut disebut Thien Li atau kebenaran yang berasal dari
Thien. Seetiap manusia harus berusaha berusaha untuk mengelolah batinya dan
memperbaiki sifat-sifatnya agar berjalan selarras dengan Hien Li.
Ø Ajaran ketuhanan Tao
Tao di sini diartikan sebagai sesuatu yang absolut, yang tidak
dijadikan dan mempunyai nilai-nilai theistik sebagai kata-kata ketuhanan yang
maha Esa dalam Taoisme. Tao tak dapat dilihat di dengar atau di pegang. Tao
tidak berbentuk tetapi berada dimana-mana. Semua yang ada di dunia ini
bergantung pada Tao untuk hidup. Menurut Taoisme Tao adalah pangkal dari segala
sesuatu dalam dunia ini. Tao melahirkan
satu (hukum dasar/Li), satu melahirkan dua(daya nigatifdan positif/Yin danYang),
dua melahirkan tiga(langit,bumi mahkluq/Thian te,jin), tiga semua semua bentuk
kehidupan (ban but).
2.
Ajaran
Moral Kung Fu Tse dan Tao
Kung
Fu Tse sering dikategorikan sebagai ajaran yang menitik tekankan terhadap
nilai-nilai moral. Oleh karena itu pokok-pokok ajarannya yang trdapat dalam sebuah
bunga rampai berisikan prinsip-prinsip budi pekerti pemerintahan yang baik dan
horrmat pada masyarakat.pokok ajaran itu berazakan dua aspek:
1)
Hsiao, yaitu
masalah hubungan dalam kehidupan manusiawi. Kung Fu Tse merumuskan dalam
lima jenis hubungan; hubungan anak dengan orang tua, isteri ddengan suami,
saudara bungsu dengan saudara sulung, kariawan drengan majikan, dan hubungan rakyat dengan raja. Pihak
pertama pada lima jenis hubungan itu berkewajiban hidmat dan takzi, yaitu Hsiao
terhadap pihak kedua. Kewajiban anak terrhadap orang tua merupakan azaz bagi
kemanusiaan.
2)
Shu, yaitu
timbal balik dari pihak atasan terhadap pihak bawahan dalam lima jenis hubungan
sosial itu. Pihak atasan dalam mengimbangi Hsiao itu memikul kewajiban untuk
welas asih dan adil. Shu itu berpangkal pada azaz pikiran Kung Fu Tse yang
berbunyi “ Apa yang kamu tidak ingin lakukan orang lain terrhadapmu jangan
lakukan terhadap orang lain.
Pada
kung fu tse kita akan mengenal istilah Ngo Siang/ Wu Chang (Lima
kebajikan atau lima sifat mulia) yakni;
·
Jin/Ren :
cinta kasih yang uneversal, yang tidak mementingkan diri sendiri.
·
Gi/I :
kebenaran atau buddi luhur
·
Le/Li :
kesusilaan,sopan santun,rasa susila dan buddi pekerti
·
Ti/Ce :
kebijaksanaan,pengertian dan kearrifan
·
Sin : kejujuran,
kepercayaan, rasa untuk dapat dipercaya.
Sedangkan
dalam Taoisme memiliki kelembutan bagaikan air namun Tao mempunyai
kekuatan. Siapa yang telah merealisasikan kebenaran Tao maka ia akan selamanya
melaksanakan Wu Wei (No action). Untuk itu nabi Lo Cu bersabda sebagai
berikut:
Aku
memiliki tiga mustika yang selamanya aku bina,
pertama adalah welas asih, kedua
adalah hidup sederhana, ketiga adalah tidak akan melancangi dan
mendahului segala sesuatu. Dengan welas asih akan timbul keberanian dengan
hidup sederhana akan timbul perluasan, dan dengan tidak akan melancangi dan mendahului
segala sesuatu akan timbul kelangsungan.
C. Ritual agama Kung Fu Tse dan Tao
Pola
dan sistem ritual Kung Fu Tse meliputi pemujaan terhadap sesuatu yang
mengandung kekuatan sakral (mana/fecth) yang meliputi:
a.
Pemujaan
terhadap langit
Pemujaan resmi terhadap penguasa yang maha agung di langit langsung
diselenggarakan oleh penguasa langsung di bumi atas nama seluruh rakyat oleh
kaisar-kaisar tiongkokdari abad ke abad secara turun-temurrun. Dan itulah
upacara keagamaan yang tertua di dunia. Pemujaan teerhadap langit dilaksanakan
setiap tahun setiap tanggal 22 Desember.
Disamping pemujaan terhadap langit aada pula pemujaan terhadap bumi
tapi dalam hal ini lebih sederhana dengan sajian yang terrdirri dari sapi muda,
sutera, anggurr dan asap pembakarannya naik ke atas dan disertai bunyi-bunyian.
b.
Pemujaan Arwah
Nenek Moyang
Menurut ajaran Kung Fu Tse bahwa penghormatan terhadap ibu bapak
merupakan suatu sumber susila yang sangat tinggi sebab mereka merupakan
penyebab adanya manusia secara menyeluruh.
Agar hubungan suatu keurrga dengan arwah nenek moyang-nya tetap
terjalin perlu ddiadakan selamatan dengan sesaji pada waktu-waktu tertentu,
bukan bersifat korban tebusan tetapi berlambang santap bersama.
c.
Pemujaan
terhadab Kung Fu Fse dilakukan oleh para kaisarr ddan keturrunannya,
terutama sekali dalam bentuk penganugrahan gelar bansawan kepadanaya.
Sedangkan
dalam Taoisme mengenal istilah Sam Seng Dan Persembahan
Pada Dewa.
Pada
jaman dahulu sudah banyak orang-orang yang datang ke klenteng mencari Tao Se -
Tao Se (Guru-guru Tao) untuk meminta bantuan atau pertolongan. Ada yang
menanyakan nasib dan jodoh mereka, dan ada juga untuk penyembuhan
penyakit-penyakit serta meminta obat-obatan. Tetapi pada bulan-bulan tertentu
Tao Se - Tao Se itu tidak ada di klenteng karena mencari obat-obatan di hutan
atau di pegunungan, seperti ginseng, jamur, dan lain-lainnya. Dalam pencarian
obat ini dibutuhkan waktu berbulan-bulan lamanya.
Untuk itu para Tao Se membuat Sam Seng supaya masyarakat atau
orang-orang yang datang dari jauh tidak kecewa karena Tao Se nya tidak berada
di tempat. Masyarakat yang tertolong kemudian membawa oleh-oleh untuk Tao Se -
Tao Se tersebut sebagai tanda terima kasih. Karena Tao Se - Tao Se tidak berada
di tempat, maka diletakkan di atas meja sembahyang. Ada juga yang datang membawa
persembahan kepada Dewa. Dari sinilah timbulnya kebiasaan mempersembahkan
sesuatu kepada Dewa. Pemberian persembahan kepada Dewa ini kemudian menimbulkan
persaingan di antara masyarakat itu sendiri, sehingga timbullah persembahan Sam
Seng. Di mana menurut pandangan masyarakat waktu itu Sam Seng mewakili 3 jenis
hewan di dunia, yaitu babi untuk hewan darat, ikan untuk hewan laut, dan ayam
untuk hewan udara. Demikianlah persembahan ini berlangsung secara turun-menurun
sampai sekarangpun masih ada. Dalam Tao, Sam Seng tidak digunakan sebagai
persembahan kepada Dewa. Jadi cukup dengan buah-buahan saja, antara lain: apel,
pear, jeruk, anggur, dll. Yang penting adalah buah-buahan yang segar dan tidak
berduri serta serasi dipandang mata. Demikianlah cerita asal usul adanya Sam
Seng dan persembahan pada Dewa.
E.
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas saya bisa menarik realitas yang bisa di
suguhkan secara sederhana bahwa, Kung fu Tse Dan Tao merupakan ajaran yang
mengedepankan nilai-nilai kemanusian dan kesadaran privasi dalam berinteraksi
dengan kehidupan dan alam semesta karena dilihat dalam konsep keberimanannya
kedua ajaran tersebut sama-sama bertumpu pada sesuatu gerak yang tidak
digerakkan.
Daftar Bacaan
Drs. M. Bahri
Ghazali, M.A,
1994.
Studi Agama-agama Dunia jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya
D.S Marrga
Singih
1995. Trridarma
Suatu Pengantar, Jakarta: Yayasan Balai kitab Tridarma Indonesia
Dr. A.G. honigro Jr.
1988. Ilmu
Agama, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Prof. Drs. K.H.
Hasbullah Bakry, S.H.
1985.
Ilmu Pebandingan Agama,Jakarta: Wijaya